Shuttlecock tidak bisa dipisahkan dengan olahraga Bulutangkis yang populer di Indonesia. Bola bulu tangkis atau kok dalam bahasa Inggris: Shuttlecock adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus.
Kata kok diadaptasi dari bahasa Inggris cock yang berarti ayam jantan (sebelum menggunakan bulu angsa, kok dibuat dari bulu ayam). Namun karena kata cock juga memiliki arti konotasi yang negatif maka dalam bahasa Inggris kok disebut sebagai shuttlecock, mengingat pergerakannya yang bolak-balik di dalam lapangan.
Menurut aturan bulu tangkis yang dikeluarkan oleh badan federasi bulu tangkis dunia (BWF), Shuttlecock memiliki karakteristik sebagai berikut:
Karakteristik Shuttlecock
Ujung dari bulu-bulu harus membentuk lingkaran dengan panjang diameter antara 58 mm dan 68 mm.
Kok harus memiliki 16 buah bulu.
Semua bulu harus memiliki panjang yang sama yaitu antara 62 mm dan 70 mm.
Semua bulu harus tergabung menjadi satu kesatuan yang kuat.Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter antara 25 mm dan 28 mm.
Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram.
Shuttlecock yang terbuat dari plastik, pastinya harga lebih murah dan daya tahan lebih lama dibanding Shuttlecock dari bulu. Shuttlecock jenis ini sering digunakan berlatih atau dalam pertandingan tidak resmi. Namun BWF, tetap merekomendasikan kok dari bulu dalam pertandingan resmi.
Cara Pembuatan Shuttlecock
Proses pembuatan shuttlecock memiliki beberapa tahap, ada pun tahap-tahap itu adalah sebagai berikut;
Pemilihan Bulu Shuttlecock
Pembuatan shuttlecock dimulai dengan cara pemilihan bulu yang masih bagus. Bulu shuttlecock terbagi jadi 3 macam dengan code B1 kualitas no.1 biasa juga disebut oleh pengrajin dengan sebutan bulu tebal. Bulu B2 biasa disebut dengan bulu super, dan bulu B3 disebut dengan bulu kecil. Bahan baku bulu ini didapatkan dari importir atau dari para pencari bulu lokal.
Pemotongan Bulu
Proses berikutnya, pemotongan bulu dengan alat pemotong Khusus yang biasa disebut dengan mesin plong. Proses ini dilakukan agar menghasilkan bulu dengan bentuk dan ukuran yang seragam.
Kepala Shuttlecock
Selanjutnya menyiapkan kepala shuttlecock. Melubangi gabus dengan bor, fungsi dari lubang ini nantinya untuk digunakan sebagai lubang dari bulu angsa gabus shuttlecock ini di bentuk lingkaran dengan diameter 25-28 mm umumnya terbuat dari bahan kayu atau dari bahan spon gabus. Sedangkan bahan ini masih menggunakan bahan impor dari Taiwan karna bahan baku kayunya tidak ada di Indonesia.
Pemasangan Bulu
Selanjutnya adalah pemasangan bulu kedalam lubang gabus shuttlecock. Bulu angsa yang bengkok harus diluruskan agar menghasilkan bulu yang lurus. Karena bulu angsa yang bengkok di kwatirkan akan menggangu arah laju shuttlecock saat di udara.
Menjahit Shuttlecock
Tahap berikutnya adalah menjahit. Dalam proses jahit ini hanya bisa gunakan alat jahit Bentel. Pertama bola di ikat diputar bagian bulu kemudian bola tadi di jahit tepat disela bulu dengan menarik bola yang berada di dalam keluar menggunakan sticker Bentel.
Stell Shuttlecock
Proses ini bertujuan untuk merapikan diameter shuttlecock. Agar bulu-bulu yang sudah menancap dalam gabus kembali rapi.
Pengeleman
Lem yang dipakai untuk shuttlecock haruslah memiliki daya rekat yang tinggi. Berbagai lem yang gunakan kami merekomendasikan lem K-Poxy clear 21. Lem ini untuk perekat dan pengeras tangkai bulu. Berbagai lem dari perusahaan c'ketz juga memiliki kualitas yang sama seperti waterbord 2-K, clear epoxy, dan k-one hard.
Pengeleman di lakukan setelah proses penyetelan, hal ini dilakukan agar bulu cocok tidak lepas saat dipukul.
Setelah pengeleman bulu shuttlecock kemudian dijemur agar lem kering. Pengeleman bisa memakai dua cara dengan manual atau bisa juga dengan mesin.
Pengetesan shuttlecock
Setelah selai pengeleman dengan produk c'ketz, test sebuah shuttlecock bagus apabila dipukul dengan raket dengan tangan dibawah pinggang meluncur dengan lurus di udara tanpa gerakan melenceng ke kiri kanan. Pemain bulutangkis biasanya akan mencoba kock dengan memukul ke ruang dibalik netnya.
Finishing
Merupakan proses akhir pembuatan shuttlecock sebelum si packing finishing dilakukan oleh karyawan agar menghasilkan kock yang rapi dan menarik.
Shuttlecock juga memiliki kecepatan rotasi yang penting untuk stabilitasnya. Untuk stabilitas shuttlecock pada kecepatan lebih dari Mach 0,65 ( 0,65× kecepatan suara ). Bulu bagian atas melengkung dari rata-rata posisi 11,8 derajat ke 20 derajat atau lebih dari permukaan tubuhnya.