![]() |
Aksi PC PMII Mojokerto gelar aksi di Alun-alun Kota Mojokerto, Sabtu (12/2/2022) |
Massa aksi tiba di rest Area sekitar pukul 12.30 WIB, Sabtu (12/2/2022). "Kami menilai pembangunan rest area merupakan bagian proyek pemerintah yang tidak mempertimbangkan asas manfaat, selain lokasi dan pintu masuk yang kurang strategis, serta tidak ada aktivitas disana, " ungkap Ana.
Sempat dihalang-halangi untuk masuk ke lantai dua oleh petugas jaga, akhirnya para mahasiswa tersebut beranjak ke Pembangunan Kawasan Wisata Bahari Mojokerto yang sampai detik ini mangkrak.
"Kita bisa lihat, pembangunan Wisata Bahari ini baru mencapai 20%, sedangkan anggaran yang gelontorkan 3,9M, " teriak Ana di Lokasi.
Dirinya mendesak pemkot Mojokerto segera melaporkan pihak CV Aspira Utama sebagai pemenang tender yang tidak tepat waktu. Seharusnya proyek tersebut selesai bulan Desember 2021, namun hingga februari 2022 proyek tersebut mangkrak.
"Saat kami sini beberapa waktu yang lalu, 5 hari gedung ini terendam banjir dan hanya 9 pekerja, seharusnya proyek ini selesai Desember 2021 lalu, " ujar Ana.
Selanjutnya, massa aksi bergerak ke Alun-alun Kota Mojokerto. Setibanya, puluhan mahasiswa tersebut membentangkan spanduk study tour proyek mangkrak di wilayah Kota Mojokerto.
"Kami mendesak pemerintah Kota Mojokerto untuk segera melaporkan CV. Indra Prasta kepada pihak berwajib, karena sudah di blacklist dan kabur, " Pekik Ana.
Mereka menganggap pemkot Mojokerto telah melakukan pembohongan public. Menurut mahasiswa ini pemkot Mojokerto mengklaim pembangunan tugu Alun-alun sudah mencapai 59%. Sedangkan fakta dilapangan bahwa tugu yang gadang-gadang menyerupai menara gading dengan tinggi 45 meter hanya baru mencapai 5 meter.
"Ironis, menara tugu Alun-alun ini lebih pantas disebut menara cebol, paling ini masih 20%," teriak Koordinator lapangan (Korlap) Aksi, Ana Yus Kristianingsih melalui megaphone, Sabtu (12/2/2022).
Menurutnya, pembangunan proyek tugu Alun-alun kota Mojokerto menelan anggaran 2,3 miliar. Anggaran tersebut bersumber dari APBD 2021.
"Pembangunan menara tugu Alun-alun tidak ada relevansinya dengan taman yang paru-paru kota, " cecar Ana.
PC PMII menilai mangkraknya pembangunan tugu Alun-alun dinilai telah menciderai moral seluruh masyarakat Mojokerto. Mengingat tugu tersebut merupakan salah satu ikon bersejarah yang pernah dimiliki Kota Mojokerto.
Pembangunan tugu Alun-alun yang mangkrak di Mojokerto |
"Kami menuntut pemkot Mojokerto untuk memproses secara hukum kontraktor yakni CV. Indra Prasta kepada pihak berwajib, " kata Ana.
Menurutnya, apabila pemkot Mojokerto tidak berani melaporkan, maka patut diduga ada permainan dan persekongkolan didalamnya. Karena kontraktor tersebut sudah dinyatakan blacklist dan kabur.
Menurut PC PMII, proyek lainnya yang tidak kalah fantastis adalah rehabilitasi gedung olahraga dan seni Majapahit. Biaya rehabilitasi mencapai 2,5 miliar. Namun ironisnya Gor tersebut sampai detik ini tidak dapat difungsikan sama sekali lantaran pengerjaannya yang lamban.
"Kami menilai mangkraknya sejumlah proyek di wilayah Kota Mojokerto dikarenakan tidak ada kajian secara mendalam dan terukur, mulai dari perencanaan, pengerjaan hingga target yang akan dicapai. Semua terkesan asal-asalan tanpa mempertimbangkan secara matang, " terang Ana.
Pihaknya akan menerjunkan massa aksi lebih banyak sampai pembangunan mangkrak tersebut selesai dengan baik. PC PMII juga mendesak pemkot Mojokerto bertindak tegas terhadap kontraktor-kontraktor Nakal.
PC PMII sangat tidak menginginkan Kota Mojokerto menjadi teracak-acak oleh sekelompok pihak yang tidak jelas komitmen dan integritasnya. Apalagi membangun kota hanya demi kepentingan segelintir orang tanpa mempertimbangkan asas manfaat bagi masyarakat luas.
Sementara itu, pihak pemkot Mojokerto tidak ada satu yang bersedia memberikan keterangan karena bukan jam kantor. Akhirnya massa aksi membubarkan diri dengan tertib.