Mojokerto - Pukulan telak saat pandemi pernah dirasakan oleh Farida (42), perempuan pengrajin Bidaran dari Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Selama hampir dua tahun di awal pandemi, ibu tiga orang anak yang sudah 10 tahun menjalani usaha Bidaran ini harus bisa berjuang menghadapi naiknya bahan produksi seperti minyak goreng, tepung dan bahan lainnya.
Ia harus menaikkan harga jual produknya sebesar Rp 2 ribu hingga Rp 4 ribu selama pandemi. Bidaran dengan berat 500 gram ia jual Rp 8ribu, kini ia jual Rp 12 ribu.
"Ya kami terpaksa naikkan harga. Dan itu bertahap mas mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 4ribu dari harga sebelumnya," ungkap Farida.
Ia bercerita masa-masa sulit memulai usahanya. Mulai modal nekad hingga harus jatuh bangun menghadapi pandemi. Apalagi saat ditinggal sang suami tercinta dan harus menghidupi tiga anak.
"Waktu itu hanya bermodal bonek (bondo nekat) mas, ilmu belum punya, modal pas-pasan. Saya sudah berani menjaul. Dan harus tetap bertahan saat ditinggal meninggal suami, " ungkap Farida kepada media ini beberapa hari lalu.
Ia menggunakan teras rumahnya di Perumahan Taman Kirana D10 Banjaragung Puri Mojokerto. Sesekali tetangganya memesan Bidaran dan kue basah produksinya.
Sejak 2017, ia mulai rajin mengikut kursus dan pelatihan. Ia harus merogoh kocek untuk belajar membuat kue. Farida harus patungan dengan pelaku UMKM lain agar lebih ringan biaya operasionalnya.
"Belajar ke chef, 1 kali datang Rp 150rb. Dalam sehari kami belajar 4 jenis kue," kenang Farida.
Lewat pelatihan, ia juga belajar menggunakan sistem tata niaga digital untuk dapat mengelola pesanan lebih efisien dan mampu memastikan semua produk punya kualitas yang baik.
Ia memasarkan produknya ke ragam platform digital seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Buah manis dari bisnis digital sudah dirasakannya. Pesanan demi pesanan mengalir hingga kini. Saat ini usaha Bidaran yang dirintis Farida sudah meraup keuntungan Rp 25juta sampai Rp 30 juta per bulan. Tidak hanya di Kabupaten Mojokerto, sekarang Bidaran Haka sudah mulai terkenal hingga ke Nusantara.
"Ya, Alhamdulillah sudah bisa mondokin dan sekolahin anak," ungkap ibu tiga anak ini.
Berbagai varian rasa ia hadirkan mulai Bidaran rasa keju, rasa original, rasa sapi panggang, balado serta berbahan daun kelor.