Hilangnya ‘Madrasah’ dalam Draf UU Sisdiknas, Ketua Pergunu : Kami Tidak Rela dan Siap Perjuangkan

Mojokerto - Kongres ke III Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet Mojokerto, resmi ditutup jam 22.00 WIB Sabtu (28/5/2022) malam. Penutupan kongres yang memilih kembali Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA sebagai Ketua Umum Pergunu untuk periode 2022-2027 ini dilaksanakan di kampus IKHAC (Institut KH Abdul Chalim) Pacet Mojokerto serta dihadiri oleh Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua Umum Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim, Katib Syuriah PBNU KH Hasan Nuri Hidayatullah, serta Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarra.

Ada beberapa point penting tercipta dalam Kongres ke III Pergunu ini. Antara lain terpilihnya kembali secara aklamasi KH Asep Saifuddin Chalim sebagai Ketua Umum Pergunu untuk ketiga kalinya berturut-turut. Poin lainnya, Pergunu menyoalkan hilangnya frase ‘Madrasah’ dalam draf undang-undang Sisdiknas yang diangap menyakiti umat islam.

Dalam sambutannya sebagai tuan rumah, Gus Barra, sapaan akrab wakil bupati Mojokerto mengucapkan terima kasih dengan pelaksanaan Kongres Pergunu di Kabupaten Mojokerto yang menurutnya dengan demikian Kabupaten Mojokerto semakin banyak dikenal. Soal upaya kementerian Pendidikan tidak mengakui madrasah, hal ini disayangkan oleh Gus Barra. Menurutnya sistem pendidikan di Indonesia masih ketimuran dimana guru tidak hnaya melakukan transfer keilmuan saja tetapi juga mendidik moral para siswanya.

“Sudah sepantasnya Negara menghargai guru, khsusnya guru madrasah, sebab guru madrasah sebenarnya tugasnya lebih berat karena jjga menguatkan asoek spiritual siswanya. Guru madrasah, khususnya Pergunu harusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah,” tegasnya.


Sementara itu Ketua Umum Pergunu KH Asep saifuddin Chalim yang juga pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren amanatul Ummah mengatakan ada sejumlah rekomendasi yang dilahirkan dalam kongres ke III ini. Salah satunya rekomendasi untuk Kementerian Pendidikan yang tidak mencantunmkan frase ‘Madrasah’ di draf UU Sisdiknas. Kiai Asep tegas menolak draf tersebut karena akan menyakiti hati umat islam.

“Mohon maaf, Sisdiknas yang tidak mencantumkan madrasah maka kami tidak rela sama sekali, bukan karena apa-apa tetapi ini sumber kerawanan. Pergunu siap perjuangkan madrasah. Konseptornya mungkin tidak berpikir sama sakali ini kerawanan dan akan menjadi kegelisahan umat islam,” tegasnya.

Kiai Asep heran kenapa Kemendiknas mengenyampingkan peranan madrasah. Oleh karena itu Pergunu akan terus berjuang mengembalikan frase ‘Madrasah’ di dalam UU Sisdiknas.

“Kami cinta Indonesia, dan kami harus menjaga Indonesia. Kami akan menopang sekuat-kuatnya agar Madrasah tetap dipertahankan, semoga ini didengar bapak Presiden Indonesia,” imbuh kiai yang dikenal dermawan ini.

Masih kata kiai Asep, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Pergunu akan terus ditingkatkan. Salah satunya Pergunu akan mencetak 500 orang doktor setiap tahunnya. Selain itu Pergunu akan menyempurnakan pengurus di tingkat ranting sehingga jumlahnya diperkirakan mencapai 200 ribu ranting.

“Ending keberadaan Pergunu ini adalah Indonesia yang maju, adil dan makmur, untuk mewujudkannya maka kita harus memperbesar jaringan, maka akan kita smepurnakan pembentukan (pengurus Pergunu) di PAC dan Ranting,” imbuh kiai Asep yang mendanai secara pribadi pelaksanaan Kongres ke III ini tanpa mengajukan bantuan proposan kepada pihak lain.

Sementara itu wakil Menteri Agama Dr Zainut Tauhid Sa’adi menegaskan bahwa selama ini Kiai Asep telah membawa Pergunu menjadi organisasi yang bagus. Ia juga yakin di kepemimpinan Kiai Asep yang ketiga kalinya di Pergunu ini ke depannya pergunu akan semakin hebat.

“Saya menaruh harapan besar semoga silaturahim di Pergunu ini berkembang menjadi Silatur Fikri dan Silatur Amal sehingga akan membangun bangsa Indonesia yang kita cintai ini, guru punya amanah dan tanggung jawab yang mulia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan merawat kesatuan,” tegas Zainut Tauhid.

Kongres ke III Pergunu ini digelar selama tiga hari, 26-28 Mei 2022. Hasil kongres lainnya adalah membentuk kepengurusan Pergunu periode 2022-2027 yang akan dirumuskan bersama antara Ketua Umum Pergunu dan 10 orang tim formatur. 
Teks foto ; Saat Wakil Menteri Agama KH Zainut Taudid Sa’adi bersama Ketua Umum Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim dan Gus Barra dalam penutupan Kongres ke III Pergunu
Teks foto : Saat Wakil Menteri Agama KH Zainut Taudid Sa’adi memberikan sambutan

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال