Pria berusia 53 tahun ini sangat aktif, lincah dan cekatan. Diusianya yang sudah tidak muda namun semangatnya masih menyala. Pria dengan rambut putih ini menghabiskan masa kuliahnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Departemen Kimia Fakultas Ilmu Alam (FIA).
Siang itu, Selasa (31/5/2022), pria ini menunggu lama Gonews.id di parkiran Terminal Bus Purabaya Bungurasih Surabaya. Pria ini adalah Esma Wiyono pemilik C'ketz Adhesive and Coating Manufacture dan juga ByeWood, material Pengganti Kayu. Sekitar 10.55 WIB kami bertemu, Saya disambut hangat dan diajak masuk mobil mbrio hitam miliknya.
Tak lama kami berangkat menuju Gresik. Menurut Pak Esma, di Gresik ada seorang teman kuliah istrinya menjadi pengusaha asesoris.
Ditengah perjalanan, pak Esma bercerita pernah mengalami kerugian Milyaran rupiah. Saat itu ada pelanggannya yang tidak membayar produknya hingga 1,3 Milyar.
"Bagi saya, ya itu bukan rejeki saya," ungkap pak Esma enteng sambil tersenyum.
Menurut Ketua Himpunan Profesional dan Pengusaha Alumni Kimia (HIPPAKIM) ITS ini menjadi seorang pengusaha di zaman sekarang lebih mudah. Perijinan, kemudahan tehnologi, dan akses permodalan sangat memanjakan bagi para starup (pengusaha baru).
"Seorang pengusaha harus mampu berbeda dengan orang lain dan mampu menangkap peluang. Contoh: kebanyakan orang mengeluh tempat ini panas, tapi pengusaha ini peluang," terang Ketua Dewan Pengawas Ok Oce Inamakmur.
30 menit berlalu kami sudah sampai di rumah seorang pengusaha asesoris yang dituju. Abdullah Makki namanya. Masih muda, umurnya 49 tahun. Sontak keduanya saling melepas rindu. Sekitar 20 tahun mereka tidak bersua.
"Sekitar 20 tahunan kami tidak bersua, ya selama ini hanya bay phone. Pesen produk cket'z kami kirim pakai kurir. Alhamdulillah hari ini kami dipertemukan lagi," ucap Esma.
Diskusi kecil terjadi di ruang tamu. Saling berbagi kabar keluarga dan bernostalgia masa-masa kuliah di ITS. Mereka berdua membahas proses pembuatan kerajinan menggunakan bahan-bahan kimia.
Kurang lebih 1 jam berlalu tanpa terasa. Makki mempersilahkan kami melihat lantai 2 dan 3 tempat produksi kerajinannya.
Usai puas berdiskusi dengan Makki kami kembali ke Surabaya. Di tol menuju Surabaya pak Esma bercerita saat menunaikan ibadah umrah. Ia pernah mengalami sakit yang membuatnya lumpuh.
"Saya di bisiki kakak, kamu kalau sembuh, kamu tunaikan ibadah umrah ya," pinta kakaknya.
Saat itu, dirinya hanya fokus bekerja dan lupa menunaikan ibadah ke Baitullah. Sesampainya di Baitullah ia menemukan hidayah.
"Dihadapan Allah kamu tidak ada apa-apanya. Jangan bersandar kepada selain Allah, hanya itu mas yang saya dapatkan dari Baitullah," tutupnya.