Apmalis 2023, AJI Kediri ‘Buka Gerbang’ Jurnalistik Masa Depan

Kediri – AJI Kediri memberikan penghargaan kepada Pers Mahasiswa se-Lingkar Wilis (Apmalis) 2023 dalam peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia (WPFD) yang diselenggarakan di Kota Kediri, Kamis (18/5/2023).

Acara tersebut dihadiri oleh ratusan orang, termasuk jurnalis, aktivis mahasiswa, pelaku seni, dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) se-Lingkar Wilis.Pemberian penghargaan ini merupakan wujud apresiasi dari AJI Kediri terhadap jurnalis muda (Persma) yang terus berkembang dan berjuang untuk kebebasan pers.

“Kami berharap Apmalis 2023 dapat memotivasi LPM untuk meningkatkan kualitas produk jurnalistiknya dan mendapatkan referensi yang baik dalam menghasilkan karya jurnalistik,” ujar Danu Sukendro, Ketua AJI Kediri.

Selain pemberian penghargaan, AJI Kediri juga bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) di tiga Dewan Kota se-Lingkar Wilis untuk menggelar Panggung Ekspresi. Panggung tersebut menampilkan beragam ekspresi seni, mulai dari pertunjukan teaterikal, puisi, musikalisasi puisi, hingga penampilan dari Vokalis Sangsaka, Ipang. Danu menekankan bahwa kebebasan berekspresi juga merupakan bagian dari perjuangan mereka.

Danu juga memberikan apresiasi terhadap antusiasme mahasiswa dalam mengikuti acara WPFD 2023, terutama dalam Klinik Jurnalistik yang diadakan. Dalam klinik ini, kelas Investigative Reporting, Konvergensi Media, dan Audio Visual mendapatkan respon yang tinggi dari aktivis pers mahasiswa.

“Harapannya, Apmalis 2023 ini dapat memotivasi LPM untuk meningkatkan kualitas produk jurnalistiknya. LPM-LPM juga dapat mendapatkan referensi dan acuan produk jurnalistik yang baik,” tambahnya.

Malam Panggung Kebebasan Berekspresi juga menjadi highlight acara tersebut dengan melibatkan berbagai komunitas teater, seperti Teater Adab, Teater Kanda, Teater Segara, Sang Saka, serta seniman dan aktivis pers mahasiswa lainnya. Danu mengatakan bahwa WPFD menjadi momentum bagi AJI Kediri untuk menyatukan sikap aktivis pers dan komunitas seni dalam memperjuangkan demokrasi dan melawan pembungkaman kebebasan berekspresi.

“Upaya pembungkaman pers sebuah upaya membutakan mata publik demi melanggengkan praktik penyalahgunaan kekuasaan, karena itu harus dilawan bersama. Malam Panggung Kebebasan Ekspresi ini merupakan simbol, kita siap bersama untuk melawan,” tegas Danu.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak jurnalis mengalami represi saat meliput berita, dan revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juga mengandung pasal-pasal karet yang bisa digunakan untuk menjerat jurnalis.

Data dari Reporter Without Borders menunjukkan bahwa kebebasan pers di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 180 negara yang diteliti. Peringkat tersebut lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia yang berada di peringkat 73 dan Timor Leste di peringkat 10.

Dalam Anugerah Pers Mahasiswa se-Lingkar Wilis (Apmalis) 2023, LPM aL-Millah dari IAIN Ponorogo meraih juara 1 kategori Majalah, sedangkan LPM Dimensi dari UIN Tulungagung berhasil meraih juara 2.

Sementara itu, dalam kategori Media Siber, LPM Dimensi menjadi juara 1, dan LPM Moderat dari Universitas Hasyim Asy’ari Jombang meraih juara 2. Di kategori Audio Visual, LPM Dedikasi dari IAIN Kediri berhasil menjadi juara 1, sedangkan LPM Aksara dari UIN Tulungagung mendapatkan juara 2.

Salah satu anggota Litbang LPM aL-Millah, Alya Sidqiyah dari Ponorogo, mengungkapkan kegembiraannya atas apresiasi yang diberikan kepada LPM tersebut sebagai juara 1 dalam kategori Majalah oleh AJI Kediri. Alya menyatakan bahwa penghargaan ini menjadi dorongan bagi LPM aL-Millah untuk terus berkarya dan menyuarakan hal-hal yang perlu didengar di lingkungan kampus.

“Sangat terharu tidak menyangka LPM kami menang juara 1, tentunya ini menjadi lecutan untuk LPM aL-Millah untuk terus berkarya menyuarakan yang perlu disuarakan di lingkungan kampus,” jelasnya.

Rizal Muhaimin dari Divisi Litbang LPM Dimensi juga mengungkapkan pendapat serupa. Menurutnya, kegiatan serupa harus dilakukan secara rutin guna membangkitkan semangat kebebasan berekspresi dan berpendapat, khususnya bagi pers mahasiswa. Rizal menyatakan bahwa apresiasi dan acara serupa seharusnya dilaksanakan secara teratur, mengingat bahwa kebebasan berekspresi dan berpendapat di Indonesia masih dianggap kurang.

“Alhamdulillah kami mendapatkan mendapatkan juara 2 kategori majalah. Dengan ini semangat kami bertambah dan menginspirasi kami untuk menulis lebih giat,” katanya.

Rizal menyebut apresiasi dan acara serupa selayaknya dilakukan rutin sebab kebebasan berekspresi dan berpendapat di Indonesia dinilai masih kurang.

“Selayaknya kebebasan berpendapat patut dirayakan dan dilaksanakan, karena dengan kebebasan berpendapat penting untuk demokrasi,” tukasnya.

Peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia yang diadakan di Kota Kediri ini menjadi momentum penting bagi AJI Kediri, LPM, dan komunitas seni dalam menyatukan sikap dan usaha untuk memperjuangkan demokrasi serta melawan pembungkaman kebebasan berekspresi.

Artikel Apmalis 2023, AJI Kediri ‘Buka Gerbang’ Jurnalistik Masa Depan pertama kali tampil pada GOnews.id.

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال