Jakarta - Tampil memukau Natasya Emylia Hidayat (20) di ajang kompetisi Akademi Sahur Indonesia (AKSI) 2022 Indosiar. Natasya memiliki darah Madura dari ayahnya. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Kapten infantri TNI-AD Herman Hidayat (47) dan Emi Puji Astutik, S.Pdi (44).
Herman yang memiliki darah Madura sangat menjunjung nilai-nilai agama. Tentara berdinas di Kodim 0815 Mojokerto ini berharap anaknya turus belajar.
"Saya selalu berpesan kepada Natasya agar jangan berpuas. Teruslah belajar. Tidak ada kata berhenti belajar, " kata Herman kepada media ini saat ditemui dirumahnya di desa Sambiroto, Sooko Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/4/2022).
Sejak kecil, Natasya memiliki bakat seni tilawah. Darah seninya mengalir dari sang ibu yang memiliki bakat bernyayi.
"Saya hobi bernyayi dan ibunya juga bakat bernyayi. Dia bakat menyanyi, kami arahkan ke tilawatil qur'an dan sholawatan," ungkapnya.
Herman yang lahir di Pamekasan ini, mengungkapkan Natasya kecil lebih banyak didampingi ibunya ketika mengikuti lomba-lomba. Menjelang Kelas 1 SDN Gedongan 2 Kota Mojokerto, ia sudah menjurai MTQ tingkat Mojokerto raya.
Natasya juga aktif diberbagai organisasi. Salah satunya menjadi Ketua dan pendiri Ranting Ikatan Pelajar Putri (IPPNU) Sambiroto, Sooko Kabupaten Mojokerto.
Lebih lanjut menurut Herman, yang paling berjasa dalam karir Natasya adalah Istri dan guru-guru Natasya. Menurutnya, ustadz dan ustadzah Natasya yang pertama menemukan bakat Natasya.
"Yang paling berjasa adalah ibunya yang mengantarkan Natasya belajar ke ustadz-ustadzahnya untuk belajar mengaji, ini sungguh anugrah luar biasa bagi saya yang sibuk bekerja," ucap Herman.
Sementara itu, Emi (ibu Natasya) mengungkapkan Natasya sudah membuat Album Sholawat. Diantaranya Keramat, ummi tsumma ummi, syaikhona, Shalawat Asyqihil, dan Assalamu'alaika.
"Natasya memang hoby sekali menyanyi, makanya kami arahkan ke Sholawat dan tilawah," tuturnya.
Dirinya berkeyakinan berdakwah bisa juga disampaikan dengan seni. Ibu dari mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini berharap mencapai prestasi maksimal di ajang bergensi tersebut.
"Sebagai orangtua kami hanya bisa memotivasi Natasya agar bisa berprestasi. Namun, hasilnya kami pasrahkan kepada yang maha Kuasa," tuturnya.
Ibu dari dara kelahiran 24 Desember 2001 itu juga bercerita bagaimana langkah dan prosesnya hingga akhirnya lolos ke ajang AKSI Indosiar.
“Tahap pertama, dia kirim video. Lalu, wawancara via zoom. Beberapa minggu setelahnya pihak Indosiar menghubungi untuk ke Jakarta,” terangnya.
Tidak hanya ahli di bidang dakwah, Natasya juga memiliki beberapa keahlian mulai dari tilawah, menyanyi, hifdzil Qur’an, syarhil Qur’an, puisi, dan MC.
Sementara pendidikan, ia tempuh di SDN Gedongan 2 Kota Mojokerto, SMPN2 Kota Mojokerto, SMAN 2 Kota Mojokerto, UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Terbuka Surabaya Fakultas Hukum.
Natasya juga memiliki segudang prestasi,diantaranya; Juara 3 Dakwah Tingkat Jawa Timur, Harapan 1 Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ) Tingkat Nasional, Juara 1 Dakwah Tingkat Mojokerto, Juara 1 MSQ tingkat Kota Mojokerto, Juara 1 Musabaqoh Hifdzil Quran (MHQ) Tingkat Jawa Timur, Juara 3 MHQ Tingkat Nasional, Juara 1 MTQ Tingkat Kota Mojokerto, Wakil Duta Genre Kota Mojokerto, Duta Wisata Gus dan Yuk Kota Mojokerto, Duta Berbakat FDK UINSA, dan Juara Macapat Jawa Tingkat Provinsi Jawa Timur.