Makkart Were House Bertahan Dihimpit Produk China

Gresik - Abdullah Makky warga jalan Mayjend Soengkono nomor 37 Desa Sekarkurung Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, berhasil bertahan di tengah badai sunami impor asesoris asal China. Puncak produk China terjadi pada tahun 2012. Ia harus memangkas pegawainya sebanyak 70 persen. 

"Tahun 2001 pegawai kami mencapai 70 orang, namun 2012 meluai berkurang sampai sekarang tinggal 15 orang. Yang sangat terasa sejak 2012 produk China merusak pengarajin seperti kami," ungkap Makki kecewa saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (31/5/2022). 

Makki berhasil mengkreasikan logam kuningan tembaga jadi produk bernilai. Bisnis kerajinan handmade ia beri nama Makkart Were House. 
Dia mulai sejak tahun 2000 silam. 

"Sebenarnya sejak awal punya bapak, beliau dirikan tahun 1967. Saat 2000, bapak meninggal dan saya harus lanjutkan," ujar Makki. 

Menurut Makki turunnya omzet bukan saja soal harga, namun memang barang impor benar-benar membanjiri dari segala lini dari sampahnya hingga produk yang kw1 nya.

"Barang China lebih murah, bahkan sampah dan kw1 nya benar-benar membanjiri Indonesia," ucapnya. 
Kepada media ini ia bercerita tahun 2008-2011 bisa mencapai Rp 700 juta per bulan. Namun, sejak 2012 mulai menurun menjadi Rp 300 juta-an perbulan. Diperparah lagi memasuki pandemi covid 19 selama tiga tahun duduk dibawah Rp 100 juta. 

"Sebelum pandemi diatas tahun 2016 bisa mencapai Rp 200 juta per bulan. Namun, 3 tahun memasuki pademi dibawah Rp 100 juta per bulan kisaran antara Rp 70 juta - Rp 120 juta-an," terangnya. 

Ia menilai kibijakan yang merugikan pengrajin dalam negri ini merupakan dumping yang disengaja. Banjir barang impor tersebut memang ceritanya didanai dari importir sampe-sampe banyak toko-toko langganan nya yang menjual barang import. 

"Hampir mirip dengan kasus semen sekarng. Banjir melimpah dengan harga tidak wajar atau dumping. Akibatnya, semen-semen Indonesia merana tidak mampu berkembang" bebernya.

Menurut Makki, varian produk buatannya yakni berupa kalung, gelang, bross, cincin, anting dan giwang. Ia juga melayani produk sesuai pesanan. Saat ini ia memiliki 1800 jenis produk yang sudah beredar. 

"Ya sekitar 1800 jenis, tiap bulan kami selalu up date desain produk. Ada komunitasnya jadi saling bertukar informasi tentang update produk," tandasnya. 

Produk kerajinan Makki disukai pasar dalam negri maupun pasar luar negeri. Agent-agent besar di PGS Surabaya dan kota-kota kabupaten yang ada pasar skala besar di Pulau Jawa, Bali, Sumatra dan Kalimantan. Selain itu memanfaatkan media online untuk memasarkan produknya. 

"Bahkan banyak yang ambil ke saya itu diekspor ke luar negeri. Tujuannya negara-negara ketiga seperti Bangladesh, Afrika dan Asia lainnya. Saya menjual via online, sehingga penetrasi pasarnya lebih luas," ujarnya.

Makki berujar untuk setiap set proses produksi aksesori membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk menyelesaikan pembuatan aksesori yang rumit.

Semua aksesoris tersebut dijual dengan bandrol mulai dari Rp 2000 ribu hingga Rp 25.000 ribu perbiji. 

"Tergantung dari bahan dan tingkat kerumitan," tutupnya.

Produk miliknya dapat di temui diberbagai Marketplace dan bisa memesan langsung melalui nomor 08123247479 atau langsung mendatangi showroomnya di Jalan Mayjend Soengkono nomor 37 Desa Sekarkurung Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال