Bangunan seluas 10 X 10 meter persegi sudah menjadi satu dengan masjid sebelahnya yang lebih megah. Tiang dari kayu dan panggung diatasnya tidak berubah.
Bagian atasnya berbentuk limas, serta terdapat sebuah ruangan kecil yang hanya cukup digunakan untuk orang duduk. Sedangkan pada bagian tengah terdapat tangga yang menyambungkan ke ruang tersebut. Meski sudah berusia ratusan tahun, namun hingga kini, tangga tersebut masih utuh. 
"Ruangan kecil itu dulunya dipakai untuk adzan. Jadi kalau adzan naik ke atas itu," ucap Supangat.
Terdapat empat tiang penyangga yang terbuat dari kayu jati berbentuk geometri (segi lima)
Menurut Supangat (67), marbot masjid At taqwa masjid itu didirikan oleh kepala desa pertama Gempolsewu, Lastro sekitar tahun 1883. Ia adalah salah satu tokoh di Gempolsewu. 
Ia meyakini masjid At Taqwa dibangun pada tahun 1883 karena saat direnovasi tahun 2013, ditemukan angka 1883 di tiang masjid.
Masih kata Supangat, masjid ini digunakan hanya untuk berjamaah sholat lima waktu. Sedangkan untuk ibadah sholat Jumat menggunakan masjid disebelahnya dengan kapasitas yang lebih besar.
"Ya, ini hanya digunakan sholat lima waktu. Untuk sholat Jumat dan Sholat Id menggunakan yang sebelahnya," ujarnya.