Mojokerto - Pagi itu kantor Ansorul Huda law firm berseri. Yuni, tim pengacara Ansorul terlihat menata meja-kursi. Menyapu di ruang tengah dan ruang rapat.
"InsyaAllah hari ini rombongan dari Malang jadi kesini mas," ungkap Yuni usai menjawab salam.
Tak lama, rombongan dari Antaraya datang. Lutfi J Kurniawan, pria asal Bondowoso ini tampak memakai topi Bucket hat berwarna coklat susu.
CEO intra publishing ini serasi dengan baju yang dipakai berwarna coklat susu dan celana jeans.
Pengusaha percetakan dan travel ini tidak sendiri. Ia bersama 3 tim Tour and Travel Antaraya.
Kami berdiskusi renyah soal keseruan di jalan menuju Bumi Majapahit. Ia pun tidak sabar ingin mengunjungi sisa-sisa kemegahan kerajaan Majapahit.
Tepat pukul 11.59 WIB kami berangkat dari kantor Ansorul Huda law firm menuju Kecamatan Trowulan.
Targetnya, mengunjungi destinasi 6 candi di kawasan Trowulan dan kampung wisata Bejijong.
Wringin Lawang
Gapura Wringin Lawang menjadi candi pertama yang kami kunjungi. Berjarak 8,3 Kimo meter antara Kota Mojokerto menuju Candi Wringin Lawang.
Gapura Wringin Lawang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit abad ke-14 yang berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia.
Gapura ini terbuat dari bahan bata merah. Memiliki luas dasar 13 × 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Gaya arsitektur seperti ini diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali. Kebanyakan sejarawan sepakat bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju kompleks bangunan penting di ibu kota Majapahit.
Kolam Segaran
Tak jauh dari Gapura Wringin Lawang kami menuju kolam segaran. Kolam ini berada di Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan. Nama segaran dalam bahasa Jawa berarti laut, yang disematkan pada kolam luas seperti lautan.
Kolam Segaran ditemukan pertama kali pada tahun 1926 oleh Ir. Henry Maclain Pont. Kolam berdenah persegi panjang. Dengan panjang 375 m, lebar 125 m, lebar dinding 1,6 m dan tinggi dinding 3,16 m.
Kolam ini disusun dari bahan bata merah yang direkatkan satu sama lain dengan teknik menggosok. Kolam ini menjadi salah satu dari 32 kolam kuno Masa Majapahit yang masih dapat disaksikan hingga saat ini.
Sambal Wader
Tepat pukul 12.45 kami bersantap siang bersama. Sambal wader, Kuliner khas Mojokerto yang memecahkan MURI pada 26 Agustus 2022 kemaren.
Sambal wader merupakan olahan makanan yang berbahan dasar ikan wader, paduan sambal terasi dan tomat segar khas Kabupaten Mojokerto menggugah selatan makan siang. Pada zaman dahulu, para abdi kerajaan ketika ingin menghidangkan makanan untuk keluarga kerajaan, mereka mengambil ikan-ikan kecil yang ada di Kolam Segaran untuk dijadikan sebagai olahan menu spesial.
Ikan-ikan kecil tersebut kemudian digoreng sampai kering dengan penambahan resep khas.
Keunikan kedua, dari sambal yang dijadikan sebagai pelengkap olahan ini, diberikan bumbu rempah untuk memperkaya kelezatan. Keunikan terakhir adalah penyajiannya, diletakkan di atas cobek bersamaan dengan bumbu sambalnya.
Candi Tikus
Usai menyantap siang. Rombongan menuju Candi Tikus. Candi terletak di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi Tikus merupakan sebuah peninggalan dari kerajaan yang bercorak Hindu. Sebutan ‘Tikus’ digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat Candi tersebut berada merupakan sarang tikus.
Candi Bajang Ratu
Tidak jauh dari Candi Tikus kami menuju Candi Bajang Ratu. Jarak dari Candi Tikus menuju Candi Bajang Ratu hanya 970 meter. Candi Bajang ini merupakan salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit.
"Bajang Ratu" dalam bahasa Jawa berarti "raja / bangsawan yang kecil / kerdil / cacat". Dari arti nama tersebut, gapura ini dikaitkan penduduk setempat dengan Raja Jayanegara (raja kedua Majapahit) dan tulisan dalam Serat Pararaton). Disebutkan bahwa ketika dinobatkan menjadi raja, usia Jayanegara masih sangat muda ("bujang" / "bajang") sehingga diduga gapura ini kemudian diberi sebutan "Ratu Bajang / Bajang Ratu" (berarti "Raja Cilik"). Jika berdasarkan legenda setempat, dipercaya bahwa ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di gapura ini dan mengakibatkan cacat pada tubuhnya, sehingga diberi nama "Bajang Ratu" ("Raja Cacat").
Usai puas berfoto kami pun melanjutkan perjalanan. Sesampainya di perempatan Nglinguk kami belok kiri menuju Pendopo Agung.
Pendopo Agung
Situs Pendopo Agung terasuk wilayah Dusun Nglinguk, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Nama Pendopo Agung diberikan pada situs ini karena pada saat ini telah berdiri pendopo yang didirikan pada 15 Desember 1966 atas prakarsa Kolonel Sampurna. Pendirian bangunan ini dengan berdasar pada umpak-umpak yang ditemukan di situs gajah madayang. Di depan pendopo selanjutnya didirikan patung Raden Wijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit dan di belakangnya terdapat relief Gajah Mada sedang melakukan sumpah Amukti Palapa.
Didepan Pendopo Agung di bangun garuda pancasila Trowulan oleh Pesantren Segoro Agung.
Desa Wisata Bejijong
Perjalanan kami lanjutkan menuju Desa Wisata Bejijong. Bejijong merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Di desa ini terdapat tiga peninggalan bersejarah Kerajaan Majapahit, yaitu Candi Brahu, Candi Gentong, dan Makam Siti Inggil yang merupakan makam Raden Wijaya sang raja Majapahit. Selain itu, di desa ini juga terdapat Maha Vihara Majapahit atau Budha Tidur. Patung Gautama ini memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter.
Desa Wisata Majapahit Bejijong menyabet 50 besar dalam ajang Desa Wisata Indonesia dari Kemenparekraf pada tahun 2021. Desa ini mengandalkan wisata peninggalan Kerajaan Majapahit.
Mobil yang kami tumpangi melaju, menelusuri rumah-rumah Majapahit. Rumah ini Ratusan rumah bergaya Majapahit seakan menyambut kami.
Candi Brahu
Tibalah kami di Candi Brahu, candi ini terletak tidak jauh dari tempat Patung Buddha Tidur. Candi ini memiliki ukuran sekitar 9,6 meter yang terdiri dari tumpukan batu bata merah.
Candi Brahu terletak di Dukuh Jambumente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Candi Brahu diperkirakan berasal dari kata Wanaru atau Warahu, yaitu nama sebuah bangunan suci yang disebutkan dalam prasasti tembaga Alasantan.
Prasati tersebut dibuat pada tahun 861 Saka atau 9 September 939 M atas perintah Raja Mpu Sindok dari Kahuripan. Candi ini dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Empu Sendok, pada masa itu candi ini digunakan sebagai tempat sembhayang. Bangunan candi ini menghadap ke arah barat dan bentuk atap dari candi itu sendiri bersudut prisma dengan segi empa.
Candi Gentong
Pertualangan kami dilanjutkan, Hanya berjarak 200 meter kami bertemu Candi Gentong. Candi ini berada di Desa Jambumente, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Dinamakan gentong sebab saat sebelum dilakukan ekskavasi masyarakat melihat gundukan besar dan di tengahnya berlubang seperti bentuk gentong.
Bahan penyusun candi ini adalah bata merah dengan pemasangan menggunakan teknik gosok maupun menggunakan spesi berbahan tanah liat. Candi Gentong dibagi menjadi dua, yaitu Candi Gentong I yang berada di sebelah selatan dan Candi Gentong II yang berada di sebelah utara dalam sumbu garis yang sama.
Candi Gentong I terdiri dari struktur persegi yang terdiri dari tiga lapis. Pada struktur pertama terletak di tengah berukuran panjang 5,27 meter, lebar 5,20 meter, tebal 2 meter dan tinggi 2,7 meter.
Struktur kedua pada prinsipnya mengelilingi struktur pertama membentuk semacam lorong selebar 1,2 m. Dasar lorong tersebut diperluas dengan bubuhan bata. Struktur kedua tersebut tersusun atas dinding persegi berukuran panjang 11, 4 meter, lebar 11,33 meter, tebal 1,42 meter dan tinggi 2,07 meter.
Berbeda dengan struktur pertama, struktur kedua memiliki profil yang melebar pada bagian atasnya. Struktur ketiga terletak paling luar mengelilingi struktur kedua. Struktur ini dipisahkan oleh lorong selebar 1 meter yang dasarnya tersusun atas bubukan bata.
Bentuk susunan bangunan pada Candi Gentong merupakan mandala stupa yang juga terdapat pada stupa di Srilangka, India dan Nepal.
Usai puas berpetualang ke masa lampau, kamipun kembali ke Kota Mojokerto.