UMKM Hijau Muncul sebagai Tantangan Perubahan Iklim

Jakarta – Banyak UMKM di Indonesia kini bertransformasi menjadi bisnis yang ramah lingkungan sebagai respons terhadap tantangan perubahan iklim. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada pada tahun 2021 terhadap 1.073 pelaku UMKM, hampir 90% dari responden telah menerapkan praktik bisnis yang ramah lingkungan.

Selain itu, akses pendanaan untuk UMKM hijau juga semakin meningkat, didorong oleh investor serta perbankan swasta dan BUMN yang menerapkan keuangan berkelanjutan.Inez Stefanie, Pendiri Supernova Ecosystem, mengungkapkan pentingnya membuka akses modal dan investasi bagi UMKM hijau agar investasi berdampak dapat berkembang.

Namun, perlu langkah yang tepat dalam mendukung bisnis hijau, karena tidak semua sumber pendanaan bersedia atau cocok untuk berinvestasi pada bisnis semacam itu. Supernova Ecosystem, sebagai katalisator investasi berdampak, memiliki target untuk membina 30 unit usaha dalam program Konstelasi Accelerator dan program Equatora Capital dalam tiga tahun mendatang.

Sejak beroperasi pada tahun 2021, Supernova Ecosystem telah membimbing 11 badan usaha melalui Konstelasi Accelerator dan 2 perusahaan melalui Equatora Capital.

Mayoritas perusahaan yang dibimbing bergerak dalam sektor barang konsumsi cepat (FMCG), terutama di industri kecantikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Bisnis-bisnis ini tidak hanya berlokasi di kota-kota besar, tetapi juga tersebar di berbagai wilayah kabupaten di Indonesia.Teguh Yudo Wicaksono, Kepala Mandiri Institute, menyatakan pentingnya peran lembaga keuangan negara dalam mendorong permodalan bisnis hijau.

OJK telah menerapkan kebijakan keuangan berkelanjutan melalui Peraturan OJK No. 51. Bank Indonesia juga telah mendesak bank swasta dan BUMN untuk meningkatkan pembiayaan kredit kepada UMKM di sektor hijau.

Lebih lanjut, Bank Indonesia bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor dalam menyusun Kajian Model Bisnis Pengembangan UMKM Hijau untuk mendukung transisi UMKM ke praktik hijau dan berkelanjutan. Dalam kajian ini, ditentukan kerangka pengembangan dan strategi implementasi model bisnis UMKM hijau di sektor pertanian dan kerajinan.

Poppy Ismalina, Peneliti Senior dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, menekankan bahwa UMKM yang mengintegrasikan prinsip ramah lingkungan dalam aktivitas produksi dapat menjadi bantalan dalam menghadapi krisis ekonomi.

Dalam situasi pandemi, UMKM hijau mampu bertahan dengan melakukan diversifikasi produk, seperti produksi masker, produk kesehatan, dan makanan. Dukungan modal dan investasi bagi UMKM hijau perlu terus didukung oleh semua pihak guna memperkuat ekonomi mikro dan menyelesaikan masalah lingkungan di Indonesia.

Salah satu contoh UMKM hijau yang tangguh dan berdampak adalah PT Alam Siak Lestari (ASL) dari Kabupaten Siak, Provinsi Riau. ASL adalah salah satu UMKM yang dibina oleh Supernova Ecosystem melalui program Konstelasi Accelerator.

ASL fokus pada budidaya ikan gabus dengan metode tambak di kawasan hutan gambut. Metode ini tidak hanya menghasilkan produk yang bernilai ekonomi, tetapi juga membantu memelihara lahan gambut dengan menjaga kelembaban dan mencegah kebakaran.

PT ASL memanfaatkan semua bagian tubuh ikan gabus secara maksimal. Ikan gabus kaya akan albumin, omega 3, dan omega 9. Produk yang dihasilkan antara lain protein balls, kukis dan tepung ikan gabus, daun kelor, dan gula aren. Kapasitas produksi PT ASL diproyeksikan mencapai 1,5 ton pada akhir tahun 2023, dengan omset yang diperkirakan mencapai Rp 1,5-2 miliar.

Salah satu hal menarik dari PT ASL adalah skema kepemilikan sahamnya yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ketika pembagian dividen dilakukan, masyarakat desa akan menerimanya melalui BUMDes. Dengan adanya budidaya ikan gabus yang sukses, PT ASL berharap dapat memperkuat motivasi dan konsistensi warga desa dalam menjaga lahan gambut tetap basah.

Poppy Ismalina menyimpulkan bahwa UMKM hijau memiliki potensi besar dalam menjaga ekonomi mikro dan lingkungan di Indonesia. Aplikasi prinsip ramah lingkungan dalam bisnis UMKM hijau serta produk yang dihasilkan dapat berperan sebagai mekanisme bantal ketika terjadi krisis ekonomi.

Selain itu, UMKM hijau juga dapat bertahan dan berkontribusi pada perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk yang terjangkau.Dukungan modal dan investasi bagi perkembangan UMKM hijau harus terus didorong oleh semua pihak.

Melalui kerjasama antara pelaku usaha, lembaga keuangan, dan pemerintah, diharapkan UMKM hijau dapat semakin berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan.

Artikel UMKM Hijau Muncul sebagai Tantangan Perubahan Iklim pertama kali tampil pada GOnews.id.

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال