Ruwatan Dusun Jatisumber Semarakkan Nisfu Sya'ban

Mojokerto - Warga Dusun Jatisumber menggelar ruwatan dusun, Kamis (17/3/2022).

Tradisi ruwatan dusun adalah agenda wajib yang dilakukan setiap tahunnya sebelum menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Dusun ini terletak di Desa watesumpak, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Berbatasan dengan Desa Jatipasar disebelah Barat, Desa Jambuwok disebelah selatan, Dusun Watesumpak di sebelah timur dan Dusun Prayan disebelah utara. Pusat kota  cukup jauh dari dusun ini, berjarak sekitar 20 kilometer. Warga masyarakat Dusun Jatisumber sendiri terbanyak yang ada di Desa Watesumpak dengan jumlah 2048 jiwa dari 15 RT.

Kepala Dusun Jatisumber, Wawan Harianto (41) memgatakan tradisi ruwatan dusun bermula dari tradisi untuk menghormati para pendahulu yang istilahnya adalah "seng mbabat alas" dalam Bahasa Indonesia berarti pembuka hutan untuk dijadikan suatu pemukiman.

Ruwatan dusun Jatisumber dilakukan dengan cara membawa sedekah bumi yang diantara sayur-sayuran, buah-buahan, hasil pertanian, nasi tumpeng raksasa dan jajan pasar.

Puncak acara dari tradisi ini adalah berkumpul bersama di belakang masjid dusun, yang disitu terdapat Punden ( lokasi yang dianggap sakral) Konon, disinilah makan dari Mbah Sumber Sari berada, dialah yang membuka hutan untuk membuka dusun.

"Sebelum pandemi, kami laksanakan ruwatan dusun ini selama empat hari. Hari pertama kirab budaya, start Jatisumber Selatan sampai Punden Jatisumber. Kedua, hataman Qur'an di setiap musholla. Ketiga, Ruwatan dusun di Punden Jatisumber. Terahir, gebyar wayang atau macopat," ungkap wawan kepada media  ini di lokasi, Kamis (17/03/2022).

Menurut Wawan, kirab budaya diarak mengelilingi dusun mulai dari pagi hingga siang hari. Biasanya arak-arakan dilaksanakan dengan iringan bantengan, kuda lumping, musik patrol dan tari kreativitas dari warga sendiri. Setiap RT wajib mengeluarkan sedekah bumi dan perwakilannya untuk mengikuti tradisi ini. Beragam usia turut serta didalamnya, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.

Masih menurut Wawan, sebelum pandemi berbagai akademisi, pejabat pemerintah mengikuti ruwatan dusun Jatisumber. Mereka berbondong-bondong bersama warga meramaikan ruwatan tersebut.

"Dari UGM, Profesor, peneliti, pejabat-pejabat banyak yang ikut serta diacara ruwatan dusun ini, " ujarnya.

Menurut Wawan, punden Jatisumber ini merupakan berkumpulnya prajurit-prajurit Majapahit. Selain itu air sumber yang ada digunakan untuk penjamasan pusaka.

"Disini digunakan sebagai pengembangan atau berkumpulnya para prajurit-prajurit Majapahit, sekaligus menyucikan (penjamasan) pusaka-pusaka prajurit Majapahit," terangnya.

Dirinya berharap agar pemerintah dapat menjadi icon unik, yaitu berbeda dengan tempat wisata lain. Selain wisata religi juga menjadi wisata event atau festival. 

Tradisi ini pada awalnya sarat akan pengaruh dari Hindu-Budha serta aliran kepercayaan. Namun agama Islam dapat beradaptasi dengan perkembangan tradisi ruwatan dusu, sehingga semua budaya Islam sangat menonjol.

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال