Semestek 2022 mengulas tentang smart city dan Sustanble Decelopment goals (SDGs).
Mansoor Abdul Hamid, PhD Salah satu narasumber asal Universitas Sabah Malaysia menuturkan smart city telah mengubah wajah dunia diantaranya adalah food industry.
Mansoor mengatakan Industri Food and Beverage merupakan salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat akhir-akhir ini. Banyak kreativitas dan inovasi menarik di dalam bisnis ini dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
"Industri food dan minuman adalah semua perusahaan yang terlibat dalam pemrosesan bahan makanan, pengemasan,cara pendistribusian dan cara penyajiannya hingga sampai ke tangan konsumen," ujar Mansoor.
Ada tiga komponen yang mempengaruhi sistem industry food dan minuman. Pertama, penyediaan bahan baku. kedua, pengolahan yang efektif. Ketiga, sistem pengiriman yang sangat baik.
Sedangkan Lukman Hakim dari Universitas Brawijaya Malang menyampaikan beberapa adaptasi isu global yang mempengaruhi Smart City. Setidaknya ada lima issu. Pertama, respon dan pemulihan covid-19. Kedua, pengentasan kemiskinan, janji tidak meninggalkan siapapun,
dan sdgs. Ketiga, mempercepat ambisi iklim, dampak, dan akuntabilitas,
"Keempat, mendorong tindakan mendesak tentang kesetaraan gender dan hak perempuan dan perempuan dan Kelima, krisis dan konflik kemanusiaan yang berkembang," tutur Lukman.
Narasumber lain, Tony D. Susanto dari Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya mengatakan smart city adalah menyelesaikan permasalahan, mengantisipasi kebutuhan dan permasalahan di masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta teknologi lainnya.
Dosen lulusan Computer Science, e-Government & Technology Adoption
the Flinders University of South Australia mengungkapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan mart City terbukti meningkatkan efisiensi kota, kualitas pelayanan publik, kualitas hidup masyarakat, keberlangsungan kota di masa depan, tata kelola pemerintahan yang baik, dan daya saing kota secara global (investasi dan ekonomi kota).
"Smart City adalah tekad dan semangat Pimpinan Daerah, Aparatur Pemerintah Daerah,
& Pemangku Kepentingan Kota lainnya untuk Mengelola & Mengembangkan Kota dengan inovasi dan teknologi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto menjelaskan Smart city adalah sebuah visi jangka panjang, sebuah visi yang mengubah masa depan kota, warga, dan para stakeholde-nya.
Oleh karena itu, proyek smart city membutuhkan kepemimpinan yang dinamis, yang mampu memahami dan sepenuhkan mendukung visi smart city.
"Smart Governance adalah fondasi dasar
dari model smart city. Ini bertindak sebagai mesin untuk mendorong seluruh elemen smart city. Smart Governance harus diterapkan
di tiga fungsi pemerintahan yaitu
kebijakan publik, bureaucracy (birokrasi),dan public service," ungkap Ardi.
Enam pilar smart city sudah diaplikasikan oleh pemkab Mojokerto. Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment.
Smart Branding dengan memperkenalkan Aplikasi Tumbas : Aplikasi untuk memfasilitasi UMKM di Kabupaten Mojokerto. Smart Economy Sipanjol dan E-retribusi merupakan aplikasi pembayaran 10 pajak daerah dan 9 retribusi daerah secara online / cashless.
"Smart Society, kami sudah menyediakan Call Center 112 Surya Mojo Siaga Call Center Kedaruratan, Pengaduan Online Damar Mojo, " Jelasnya.
Dekan Fakultas Teknik UNIM, Dr. Erly Ekayanti Rosyida, ST, MT, CRMP mengatakan pelaksanaan seminar nasional merupakan hasil diskusi kelompok kecil fakultas teknik UNIM sebagai tindak lanjut bimtek smart city dilaksanakan oleh KOMINFO kabupaten mojokerto. Dari seminar ini diharapkan menjadi bagian solusi penerapan smart city di kabupaten majokoerto.
"Dalam hal ini fakultas ini mengembangkan kajian dalam bentuk Working smart city (Jagongan cerdas) yang tidak terpisahkan dengan tri dharma fakultas dan Unim," tutur Erly.
Ketua panitia, Dr Nuril Ahmad menggungkapkan Semastek 2022 ini diikuti oleh 246 orang dari Fakultas Teknik Unim Mojokerto serta Fakutas Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.
Smart city dan Sustanble Decelopment goals (SDGs) merupakan upaya menghubungkan sistem pengelolaan dan manajemen perkotaan, mulai dari pengelolaan sampah, air, pangan dan transpotasi, Pendidikan dan lain sebagainya.
Sistem terintegrasi digunakan untuk mengatasi masalah di perkotaan. titik poin dari smart city, didayagunakan dengan bantuan teknologi, dikarenakan seiring perkembangan zaman, maka teknologi yang juga semakin berkembang mampu membantu terwujudnya kota berbasis smart city ini, dengan IoT (Internet of Things).
"Adapun smart city yang baik ialah pemanfaatan teknologi yang ada, digunakan untuk melayani masyarakat, dengan indikator adanya jaringan informasi yang memadai, optimalisasi sumber daya manusia, dan bisa mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan agar efektif, juga perlu didukung oleh partisipasi manusia di dalam sistem perkotaan yang ada," kata Nuril dalam sambutan.
Lebih lanjut menurut Nuril, smart city sebenarnya tercipta dari manusia. Hubungan antar manusia dengan permasalahan perkotaan yang ada inilah yang menjadikan terciptanya jaringan informasi, dimana jaringan informasi ini berlandaskan sebagai konsep tata kelola dan manajemen kota, yang didukung oleh sumber daya manusia yang dioptimal.
"Sehingga smart city keberhasilan SDGs yang ditopang dengan kemampuan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Yakni adanya sebuah jalinan antar aspek kehidupan dan perkotaan dengan teknologi. Misalnya dilihat dari aspek sosial di perkotaan, ada sebuah lingkungan yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Ada pula dari segi ekonomi yang harus diperhatikan," tandasnya